Rabu, 29 Desember 2010

Perilaku Etika Dalam Profesi Akuntansi



ETIKA PROFESI AKUNTANSI

Etika Profesi Akuntansi
Dosen : Hary Wachyuni Achmad R

PERILAKU ETIKA DALAM PROFESI AKUNTANSI

Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sedemikian rupa sehingga tidak hanya memerlukan modal dari pemiliknya, namun mulai memerlukan modal dari kreditur, dan jika timbul berbagai perusahaan berbentuk badan hukum perseroan terbatas yang modalnya berasal dari masyarakat, jasa akuntan publik mulai diperlukan dan berkembang. Dari profesi akuntan publik inilah masyarakat kreditur dan investor mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan oleh manajemen perusahaan.
Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi masyarakat, yaitu jasa assurance, jasa atestasi, dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Jasa atestasi terdiri dari audit, pemeriksaan (examination), review, dan prosedur yang disepakati (agreed upon procedure). Jasa atestasi adalah suatu pernyataan pendapat, pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Contoh jasa nonassurance yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa
perpajakan, jasa konsultasi.

Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Ditinjau dari sudut auditor independen, auditing adalah pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi yang lain dengan, tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.

Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan-perusahaan, sehingga masyarakat keuangan memperoleh informasi keuangan yang andal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi.

Etika Profesional Profesi Akuntan Publik

Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih tinggi, jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika profesional bagi akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam konggresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan Indonesia, kemudian disempurnakan dalam konggres IAI tahun 1981, 1986,1994, dan terakhir tahun 1998. Etika profesional yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalam kongresnya tahun 1998 diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia.

Akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam kantor akuntan publik, yang menyediakan berbagai jenis jasa yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik, yaitu auditing, atestasi, akuntansi dan review, dan jasa konsultansi. Auditor independen adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis yang menyediakan jasa audit atas dasar standar auditing yang tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dijabarkan ke dalam Etika Kompartemen Akuntan Publik untuk mengatur perilaku akuntan yang menjadi anggota IAI yang berpraktik dalam profesi akuntan publik.

Referensi : Modul Kuliah Etika Profesi Akuntansi oleh Beni Susanti, Gundarma (2008)

+--------------------)oo0oo(---------------------+
|   ''''''''''''Nama    : Syudastri'''''''''''   |
|       ''''''''NPM     : 21207407'''''''        |
|   ''''''''''''Kelas   : 4EB11'''''''''''''''   |
+----------------------)_(-----------------------+

Perilaku Etika Dalam Bisnis



ETIKA PROFESI AKUNTANSI

Etika Profesi Akuntansi
Dosen : Hary Wachyuni Achmad R

PERILAKU ETIKA DALAM BISNIS

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, menghindari sikap 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang benar itu benar, dll.

Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu dapat dikurangi, serta kita optimis salah satu kendala dalam menghadapi era globalisasi dapat diatasi. 

Moral Dalam Dunia Bisnis

Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama dan budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Setiap agama mengajarkan pada umatnya untuk memiliki moral yang terpuji, apakah itu dalam kegiatan mendapatkan keuntungan dalam ber-"bisnis". Jadi, moral sudah jelas merupakan suatu yang terpuji dan pasti memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. Umpamanya, dalam melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur dan konsekwen, jelas kedua belah pihak akan merasa puas dan memperoleh kepercayaan satu sama lain, yang pada akhirnya akan terjalin kerja sama yang erat saling menguntungkan.
Moral dan bisnis perlu terus ada agar terdapat dunia bisnis yang benar-benar menjamin tingkat kepuasan, baik pada konsumen maupun produsen. Kenapa hal perlu ini dibicarakan?
Isu yang mencuat adalah semakin pesatnya perkembangan informasi tanpa diimbangi dengan dunia bisnis yang ber "moral", dunia ini akan menjadi suatu rimba modern yang di kuat menindas yang lemah sehingga apa yang diamanatkan UUD 1945, Pasal 33 dan GBHN untuk menciptakan keadilan dan pemerataan tidak akan pernah terwujud.
Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis. Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa ditentukan dalam bentuk suatu peraturan (rule) yang ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu. Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari

Etika Dalam Dunia Bisnis

Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.

Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Mengapa ?

Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah :

  1. Pengendalian diri
  2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
  3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
  4. Menciptakan persaingan yang sehat
  5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan"
  6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
  7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
  8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah
  9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
  10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati

Referensi : Modul Kuliah Etika Profesi Akuntansi oleh Beni Susanti, Gundarma (2008)

+--------------------)oo0oo(---------------------+
|   ''''''''''''Nama    : Syudastri'''''''''''   |
|       ''''''''NPM     : 21207407'''''''        |
|   ''''''''''''Kelas   : 4EB11'''''''''''''''   |
+----------------------)_(-----------------------+

Selasa, 23 November 2010

Perkembangan Profesi Akuntansi (peluang dan tantangan)








ETIKA PROFESI AKUNTANSI

                      __^__
                      (o_o)
                     /(=*=)\
                       | |
                       + +
+------------------------------------------------+
|   ''''''''''''Nama    : Syudastri'''''''''''   |
|       ''''''''NPM     : 21207407'''''''        |
|   ''''''''''''Kelas   : 4EB11'''''''''''''''   |
|   ~G U N A D A R M A    U N I V E R S I T Y~   |
+------------------------------------------------+

Perkembangan Profesi Akuntansi (peluang dan tantangan)
Dosen : Hary Wachyuni Achmad R

[klik disini] jika ingin langsung membaca tantangan
[klik disini] jika ingin langsung membaca peluang
Praktek akuntan di Indonesia sebenarnya sudah berlangsung lama, yakni sejak zaman Hindia Belanda, tahun 1642. Akuntan-akuntan Belanda tersebut mendirikan perusahaan-perusahaan yang juga dimonopoli kaum penjajah, sampai abad ke-19. Sesudah Belanda terusir oleh masuknya tentara pendudukan Jepang, mulai dikenal kursus ajun akuntan di Jakarta oleh Departemen Keuangan, yang bisa dinikmati warga Indonesia.

Sesudah Indonesia merdeka, pembentukan Ikatan Akuntan Indonesia dirintis pada tahun 1957 oleh sejumlah akuntan lulusan pertama Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan lulusan Belanda. Pada tahun-tahun inilah, pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan milik Belanda. Dengan pulangnya akuntan-akuntan Belanda ke negerinya, peran para akuntan Indonesia pun semakin berkembang.
Perkembangan itu semakin pesat setelah diresmikannya kegiatan pasar modal, 10 Agustus 1977, yang menjadikan akuntansi keuangan sangat penting. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat pada awal periode Orde Baru, serta tumbuhnya berbagai perusahaan dan jenis usaha, peran akuntan Indonesia pun makin berkibar. IAI sendiri sebagai organisasi juga berkembang pesat, dengan anggota sekitar 5.000 orang, terdiri dari akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pendidik, dan akuntan yang bekerja di sektor pemerintah. Jumlah anggota ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Keanggotaan IAI sebenarnya masih dapat ditingkatkan, karena jumlah akuntan Indonesia yang terdaftar dan memiliki register seluruhnya adalah 16.000 orang.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yang seiring dengan peningkatan peran akuntan Indonesia itu, sayangnya tidak berlanjut mulus karena hantaman krisis ekonomi, yang dampaknya masih terasa sampai sekarang. Bagaimanapun, krisis ini telah membuka mata kita tentang pengaruh globalisasi terhadap ekonomi Indonesia, selain membuktikan masih lemahnya fundamental ekonomi nasional selama ini.

Sebelum merumuskan peran dan kontribusi akuntan Indonesia, tentu kita harus memahami secara lebih spesifik, apa saja bentuk tantangan dan permasalahan yang dihadapi Indonesia dewasa ini, serta kaitannya dengan kondisi global. Pemahaman ini penting, karena peran dan kontribusi akuntan Indonesia --yang hendak dirumuskan tersebut-- bukanlah sesuatu yang diada-adakan, melainkan sesuatu yang diharapkan mampu diaktualisasikan, guna menjawab tantangan dan permasalahan secara proporsional.

Permasalahan yang dibahas pada tulisan ini akan lebih terfokus pada isu ekonomi, tanpa menafikan bahwa krisis yang menimpa Indonesia saat ini juga dipengaruhi faktor-faktor lain. Peran akuntan Indonesia di sini akan lebih ditekankan pada bidang ekonomi, yang memang relevan dengan kompetensinya.

Di bidang ekonomi, upaya mereformasi sistem ekonomi Indonesia belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Peran internasional melalui Dana Moneter Internasional (IMF), dalam pembenahan ekonomi Indonesia, sangat dominan. Namun berbagai langkah yang diusulkan IMF justru memperburuk kondisi ekonomi. Di sisi lain, begitu banyak kepentingan para elite politik dan ekonomi yang dikedepankan, sehingga menghasilkan langkah-langkah yang tidak konsisten dan tidak efektif dalam mereformasi ekonomi.
Baru akhir-akhir ini ekonomi Indonesia menunjukkan sedikit kecenderungan membaik. Pertumbuhan ekonomi mencapai 4,8 persen pada tahun 2000 dan 3,4 persen pada tahun 2001, jauh di atas perkiraan lembaga seperti IMF dan Bank Dunia, yang hanya memperkirakan pertumbuhan ekonomi kurang dari 2,5 persen. Pertumbuhan ini penting untuk menggerakkan kembali sektor riil yang mandeg lama akibat krisis. Geliat sektor riil, yang menjadi salah satu lahan bagi peranserta akuntan Indonesia, akan memberi sumbangan berarti bagi pemulihan ekonomi.

Meskipun ada sedikit tanda-tanda menggembirakan, perbankan nasional sayangnya belum pulih dari krisis dan belum menjalankan perannya secara normal sebagai lembaga intermediasi. Pertumbuhan kredit sangat kecil bahkan sebagian mengalami pertumbuhan minus. Kredit bermasalah (non performing loan – NPL) kembali membengkak, sehingga banyak bank yang didera kerugian dan modalnya kembali tergerus. Penyebab utama belum pulihnya perbankan dari krisis adalah kondisi ekonomi makro yang belum mendukung. Suku bunga masih tinggi, rupiah belum stabil benar, laju inflasi masih tinggi, dan sebagian besar perusahaan belum direstrukturisasi utangnya.

Perkembangan profesi akuntan di Indonesia  dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:
1. Periode Kolonial
Selama masa penjajahan kolonial Belanda yang menjadi anggota profesi akuntan adalah akuntan-akuntan Belanda dan beberapa akuntan Indonesia. Pada waktu itu pendidikan yang ada bagi rakyat pribumi adalah pendidikan tata buku diberikan secara formal pada sekolah menengah atas sedangkan secara non formal pendidikan akuntansi diberikan pada kursus tata buku untuk memperoleh ijazah.

2. Periode Sesudah Kemerdekaan
Pembahasan mengenai perkembangan akuntan sesudah kemerdekaan di bagi ke dalam enam periode yaitu:

a. Periode I [sebelum tahun 1954]
Pada periode I telah ada jasa pekerjaan akuntan yang bermanfaat bagi masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh hubungan ekonomi yang makin sulit, meruncingnya persaingan, dan naiknya pajak-pajak para pengusaha sehingga makin sangat dirasakan kebutuhan akan penerangan serta nasehat para ahli untuk mencapai perbaikan dalam sistem administrasi perusahaan. Sudah tentu mereka hendak menggunakan jasa orang-orang yang ahli dalam bidang akuntansi. Kebutuhan akan bantuan akuntan yang makin besar itu menjadi alasan bagi khalayak umum yang tidak berpengetahuan dan berpengalaman dalam lapangan akuntansi untuk bekerja sebagai akuntan.

Padahal, pengetahuan yang dimiliki akuntan harus sederajat dengan syarat yang ditetapkan oleh pemerintah dan juga mereka harus mengikuti pelajaran pada perguruan tinggi negeri dengan hasil baik. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan peraturan dengan undang-undang untuk melindungi ijazah akuntan agar pengusaha dan badan yang lain tidak tertipu oleh pemakaian gelar “akuntan” yang tidak sah.

b. Periode II [tahun 1954 – 1973]
Setelah adanya Undang-Undang No. 34 tahun 1954 tentang pemakaian gelar akuntan, ternyata perkembangan profesi akuntan dan auditor di Indonesia berjalan lamban karena perekonomian Indonesia pada saat itu kurang menguntungkan namun perkembangan ekonomi mulai pesat pada saat dilakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda. Mengingat terbatasnya tenaga akuntan dan ajun akuntan yang menjadi auditor pada waktu itu, Direktorat Akuntan Negara meminta bantuan kantor akuntan publik untuk melakukan audit atas nama Direktorat Akuntan Negara.

Perluasan pasar profesi akuntan publik semakin bertambah yaitu pada saat pemerintah mengeluarkan Undang-undang Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMND) tahun 1967/1968. Meskipun pada waktu itu para pemodal “membawa” akuntan publik sendiri dari luar negeri kebutuhan terhadap jasa akuntan publik dalam negeri tetap ada.
Profesi akuntan publik mengalami perkembangan yang berarti sejak awal tahun 70-an dengan adanya perluasan kredit-kredit perbankan kepada perusahaan. Bank-bank ini mewajibkan nasabah yang akan menerima kredit dalam jumlah tertentu untuk menyerahkan secara periodik laporan keuangan yang telah diperiksa akuntan publik. Pada umumnya, perusahaan-perusahaan swasta di Indonesia baru memerlukan jasa akuntan publik jika kreditur mewajibkan mereka menyerahkan laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan publik.

c. Periode III [tahun 1973 – 1979]
M. Sutojo pada Konvensi Nasional Akuntansi I di Surabaya Desember 1989 menyampaikan hasil penelitiannya mengenai: Pengembangan Pengawasan Profesi Akuntan Publik di Indonesia, bahwa profesi akuntan publik ditandai dengan satu kemajuan besar yang dicapai Ikatan Akuntan Indonesia dengan diterbitkannya buku Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA) dalam kongres Ikatan Akuntan Indonesia di Jakarta tanggal 30 November – 2 Desember 1973. Dengan adanya prinsip dan norma ini, profesi akuntan publik telah maju selangkah lagi karena memiliki standar kerja dalam menganalisa laporan keuangan badan-badan usaha di Indonesia. Dalam kongres tersebut disahkan pula Kode Etik Akuntan Indonesia sehingga lengkaplah profesi akuntan publik memiliki perangkatnya sebagai suatu profesi. Dengan kelengkapan perangkat ini, pemerintah berharap profesi akuntan publik akan menjadi lembaga penunjang yang handal dan dapat dipercaya bagi pasar modal dan pasar uang di Indonesia.
Pada akhir tahun 1976 Presiden Republik Indonesia dalam surat keputusannya nomor 52/1976, menetapkan pasar modal yang pertama kali sejak memasuki masa Orde Baru. Dengan adanya pasar modal di Indonesia, kebutuhan akan profesi akuntan publik meningkat pesat. Keputusan ini jika dilihat dari segi ekonomi memang ditujukan untuk pengumpulan modal dari masyarakat, tetapi tindakan ini juga menunjukkan perhatian pemerintah yang begitu besar terhadap profesi akuntan publik.
Menurut Katjep dalam “The Perception of Accountant and Accounting Profession in Indonesia” yang dipertahankan tahun 1982 di Texas, A&M University menyatakan bahwa profesi akuntan publik dibutuhkan untuk mengaudit dan memberikan pendapat tanpa catatan (unqualified opinion) pada laporan keuangan yang go public atau memperdagangkan sahamnya di pasar modal.
Untuk lebih mengefektifkan pengawasan terhadap akuntan publik, pada tanggal 1 Mei 1978 dibentuk Seksi Akuntan Publik (IAI-SAP) yang bernaung di bawah IAI. Sampai sekarang seksi yang ada di IAI, selain seksi akuntan publik, adalah seksi akuntan manajemen dan seksi akuntan pendidik.
Sophar Lumban Toruan pada tahun 1989 mengatakan bahwa pertambahan jumlah akuntan yang berpraktek terus meningkat sehingga Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan dengan IAI membuat pernyataan bersama yang mengatur hal-hal berikut:
1) Kesepakatan untuk pemakaian PAI dan NPA sebagai suatu landasan objektif yang diterima oleh semua pihak.
2) Kepada wajib pajak badan dianjurkan agar laporan keuangan diperiksa terlebih dahulu oleh akuntan publik sebelum diserahkan kepada Kantor Inspeksi Pajak (sekaran Kantor Pelayanan Pajak). Laporan tersebut akan dipergunakan sebagai dasar penetapan pajak.
3) Kalau terjadi penyimpangan etika profesi (professional conduct) oleh seorang akuntan publik, akan dilaporkan oleh Direktur Jenderal Pajak kepada IAI untuk diselidiki yang berguna dalam memutuskan pengenaan sanksi.
Kesepakatan ini kemudian dikuatkan oleh Instruksi Presiden No. 6 tahun 1979 dan Keputusan Menteri Keuangan No. 108/1979 tanggal 27 Maret 1979 yang menggariskan bahwa laporan keuangan harus didasarkan pada pemeriksaan akuntan publik dan mengikuti PAI. Maksud instruksi dan surat keputusan tersebut adalah untuk merangsang wajib pajak menggunakan laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan publik, dengan memberikan keringanan pembayaran pajak perseroan dan memperoleh pelayanan yang lebih baik di bidang perpajakan. Keputusan ini dikenal dengan nama 27 Maret 1979. Ini merupakan keputusan yang penting dalam sejarah perkembangan profesi akuntan publik dan sekaligus sebagai batu ujian bagi akuntan publik dan masyarakat pemakainya.

d. Periode IV [tahun 1979 – 1983]
Periode ini merupakan periode suram bagi profesi akuntan publik dalam pelaksanaan paket 27 Maret. Tiga tahun setelah kemudahan diberikan pemerintah masih ada akuntan publik tidak memanfaatkan maksud baik pemerintah tersebut. Beberapa akuntan publik melakukan malpraktik yang sangat merugikan penerimaan pajak yaitu dengan cara bekerjasama dengan pihak manajemen perusahaan melakukan penggelapan pajak. Ada pula akuntan publik yang tidak memeriksa kembali laporan keuangan yang diserahkan oleh perusahaan atau opini akuntan tidak disertakan dalam laporan keuangan yang diserahkan ke kantor inspeksi pajak.

e. Periode V [tahun 1983 – 1989]
Periode ini dapat dilihat sebagai periode yang berisi upaya konsolidasi profesi akuntan termasuk akuntan publik. PAI 1973 disempurnakan dalam tahun 1985, disusul dengan penyempurnaan NPA pada tahun 1985, dan penyempurnaan kode etik dalam kongres ke V tahun 1986.
Setelah melewati masa-masa suram, pemerintah perlu memberikan perlindungan terhadap masyarakat pemakai jasa akuntan publik dan untuk mendukung pertumbuhan profesi tersebut. Pada tahun 1986 pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 763/KMK.001/1986 tentang Akuntan Publik. Keputusan ini mengatur bidang pekerjaan akuntan publik, prosedur dan persyaratan untuk memperoleh izin praktik akuntan publik dan pendirian kantor akuntan publik beserta sanksi-sanksi yang dapat dijatuhkan kepada kauntan publik yang melanggar persyaratan praktik akuntan publik.
Dengan keputusan Menteri Keuangan tersebut dibuktikan pula sekali lagi komitmen pemerintah yang konsisten kepada pengembangan profesi akuntan publik yaitu dengan mendengar pendapat Ikatan profesi pada kongres ke VI IAI antara lain mengenai: pengalaman kerja yang perlu dimiliki sebelum praktik; keharusan akuntan publik fultimer (kecuali mengajar); izin berlaku tanpa batas waktu; kewajiban pelaporan berkala (tahunan) mengenai kegiatan praktik kepada pemberi izin; pembukaan cabang harus memenuhi syarat tertentu; izin diberikan kepada individu bukan kepada kantor; pencabutan izin perlu mendengar pendapat dewan kehormatan IAI; pemohon harus anggota IAI; pengawasan yang lebih ketat kepada akuntan asing.
Pada tahun 1988 diterbitkan petunjuk pelaksaan keputusan Menteri Keuangan melalui Keputusan Direktur Jenderal Moneter No. Kep.2894/M/1988 tanggal 21 Maret 1988. Suatu hal yang mendasar dari keputusan tersebut adalah pembinaan para akuntan publik yang bertujuan:
1) Membantu perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia
2) Memberikan masukan kepada IAI atau seksi akuntan publik mengenai liputan yang dikehendaki Departemen Keuangan dalam program pendidikan
3) Melaksanakan penataran bersama IAI atau IAI-seksi akuntan publik mengenai hal-hal yang dianggap perlu diketahui publik (KAP), termasuk mengenai manajemen KAP.
4) Mengusahakan agar staf KAP asing yang diperbantukan di Indonesia untuk memberi penataran bagi KAP lainnya melalui IAI atau IAI-Seksi Akuntan Publik dan membantu pelaksanaannya
5) Memantau laporan berkala kegiatan tahunan KAP
Sebelum diterbitkan Keputusan Direktur Jenderal Moneter tersebut, pada tahun 1987 profesi akuntan publik telah mendapatkan tempat terhormat dan strategis dari pemerintah yaitu dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 859/KMK.01/1987 tentang Emisi Efek melalui Bursa yang telah menentukan bahwa:
1) Untuk melakukan emisi efek, emiten harus memenuhi persyaratan, antara lain: mempunyai laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan publik/akuntan negara untuk dua tahun buku terakhir secara berturut-turut dengan pernyataan pendapat “wajar tanpa syarat” untuk tahun terakhir.
2) Laporan keuangan emiten untuk dua tahun terakhir tersebut harus disusun sesuai dengan PABU di Indonesia disertai dengan laporan akuntan publik/ akuntan negara.
3) Jangka waktu antara laporan keuangan dan tanggal pemberian izin emisi efek tidak boleh melebihi 180 hari. (M. Sutojo, 1989: 10)

f. Periode VI [tahun 1990 – sekarang]
Dalam periode ini profesi akuntan publik terus berkembang seiring dengan berkembangnya dunia usaha dan pasar modal di Indonesia. Walaupun demikian, masih banyak kritikan-kritikan yang dilontarkan oleh para usahawan dan akademisi.
Namun, keberadaan profesi akuntan tetap diakui oleh pemerintah sebagai sebuah profesi kepercayaan masyarakat. Di samping adanya dukungan dari pemerintah, perkembangan profesi akuntan publik juga sangat ditentukan ditentukan oleh perkembangan ekonomi dan kesadaran masyarakat akan manfaat jasa akuntan publik. Beberapa faktor yang dinilai banyak mendorong berkembangnya profesi adalah:
1) Tumbuhnya pasar modal
2) Pesatnya pertumbuhan lembaga-lembaga keuangan baik bank maupun non-bank.
3) Adanya kerjasama IAI dengan Dirjen Pajak dalam rangka menegaskan peran akuntan publik dalam pelaksanaan peraturan perpajakan di Indonesia
4) Berkembangnya penanaman modal asing dan globalisasi kegiatan perekonomian
Pada awal 1992 profesi akuntan publik kembali diberi kepercayaan oleh pemerintah (Dirjen Pajak) untuk melakukan verifikasi pembayaran PPN dan PPn BM yang dilakukan oleh pengusaha kena pajak. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha tersebut, Olson pada tahun 1979 di dalam Journal Accountanty mengemukakan empat perkembangan yang harus diperhatikan oleh profesi akuntan yaitu:
1) Makin banyaknya jenis dan jumlah informasi yang tersedia bagi masyarakat
2) Makin baiknya transportasi dan komunikasi
3) Makin disadarinya kebutuhan akan kualitas hidup yang lebih baik
4) Tumbuhnya perusahaan-perusahaan multinasional sebagai akibat dari fenomena pertama dan kedua.
Konsekuensi perkembangan tersebut akan mempunyai dampak terhadap perkembangan akuntansi dan menimbulkan:
1) Kebutuhan akan upaya memperluas peranan akuntan, ruang lingkup pekerjaan akuntan publik semakin luas sehingga tidak hanya meliputi pemeriksaan akuntan dan penyusunan laporan keuangan.
2) Kebutuhan akan tenaga spesialisasi dalam profesi, makin besarnya tanggung jawab dan ruang lingkup kegiatan klien, mengharuskan akuntan publik untuk selalu menambah pengetahuan.
3) Kebutuhan akan standar teknis yang makin tinggi dan rumit, dengan berkembangnya teknologi informasi, laporan keuangan akan menjadi makin beragam dan rumit.
Pendapat yang dikemukakan Olson tersebut di atas cukup sesuai dan relevan dengan fungsi akuntan yang pada dasarnya berhubungan dengan sistem informasi akuntansi. Dari pemaparan yang telah dikemukakan, profesi akuntan diharapkan dapat mengantisipasi keadaan untuk pengembangan profesi akuntan di masa yang akan datang.



Tantangan Profesi Akuntan di Indonesia :
1. Pada tahun 2011 nanti akan diadakan adopsi dan konvergensi strandar akuntasi keuangan dari FASB oriented yang notabene American Business Environment ke IFRS (International Financial Reporting Standars). Standar ini lebih dahulu diadopsi di benua Eropa.
2. Harus ditingkatkan dan dikembangkannya factor kepemimpinan untuk seorang akuntan publik, baik akuntan manajemen ataupun auditor. Hal ini dikarenakan banyaknya kejadian pencucian uang yang cukup menarik perhatian publik.
3. Kendala dalam penguasaan bahasa asing.
4. Kurangnya fee dan kompensasi yang diberikan oleh kantor akuntar publik kepada akuntan publik.


Peluang Profesi Akuntan di Indonesia :
1. Peluang profesi akuntansi sangat besar. Akuntan dapat bekerja disemua sector perekonomian, apalagi bagi mereka yang menguasai IFRS dengan baik.
2. Terbukanya kesempatan bagi akuntan untuk berprofesi sebagai Akuntan Publik
3. Pertumbuhan Akuntan Publik relative lambat.
4. Struktur usia Akuntan Publik sekarang yang lebih dari 50 tahun sebanyak 64%, sehingga kemungkinan terjadi penurunan Akuntan Publik secara signifikan dalam 5 atau 10 tahun ke depan.
5. Kebutuhan jasa Akuntan Publik semakin meningkat
6. Penerapan IFRS (International Financial Reporting Strandard dan ISA (International Strandard on Auditing) di Indonesia pada tahun 2011-2012, merupakan peluang dan tantangan bagi profesi Akuntan dan Akuntan Publik.

Sabtu, 16 Oktober 2010

Pandangan Mengenai Profesi Akuntansi


ETIKA PROFESI AKUNTANSI

                      __^__
                      (o_o)
                     /(=*=)\
                       | |
                       + +
+------------------------------------------------+
|   ''''''''''''Nama    : Syudastri'''''''''''   |
|       ''''''''NPM     : 21207407'''''''        |
|   ''''''''''''Kelas   : 4EB11'''''''''''''''   |
|   ~G U N A D A R M A    U N I V E R S I T Y~   |
+------------------------------------------------+

Pandangan Mengenai Profesi Akuntansi
Dosen : Hary Wachyuni Achmad R

[klik disini] jika ingin langsung membaca kesimpulannya saja
Profesi bidang akuntansi dikenal dengan sebutan akuntan. Akuntan merupakan salah satu profesi yang memiliki peran cukup besar dalam dunia bisnis, sosial maupun lembaga pemerintahan. Seorang akuntan dapat berkarir sebagai auditor pemerintah, auditor internal, akuntan publik, akuntan keuangan daerah, akuntan manajemen dan lain-lain. Akuntan juga dapat berperan dalam menjaga kepercayaan dan kepentingan publik melalui pemberian jasa atestasi, jasa audit, jasa assurance ataupun jasa lainnya.

Sebelumnya sebutan Akuntan hanya diberikan kepada lulusan S-1 Akuntansi dari Perguruan Tinggi Negeri tertentu atau bagi mereka yang telah lulus Ujian Negara Akuntansi (UNA). Sebutan Akuntan ini secara spesifik merupakan persyaratan untuk mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). Namun saat ini, Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Mendiknas No. 179/U/2001, sebutan profesi Akuntan (Ak) dapat diperoleh melalui Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

Sehubungan dengan perkembangan yang terjadi dalam tatanan global dan tuntutan transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar atas penyajian Laporan Keuangan, IAPI merasa adanya suatu kebutuhan untuk melakukan percepatan atas proses pengembangan dan pemutakhiran standar profesi yang ada melalui penyerapan Standar Profesi International. Sebagai langkah awal IAPI telah menetapkan dan menerbitkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik, yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2010. Untuk Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), Dewan Standar Profesi sedang dalam proses “adoption” terhadap International Standar on Auditing yang direncanakan akan selesai di tahun 2010, berlaku efektif 2011.

Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang baru saja diterbitkan oleh IAPI menyebutkan 5 prinsip-prinsip dasar etika profesi, yaitu:

  1. Prinsip Integritas
  2. Prinsip Objektivitas
  3. Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional
  4. Prinsip Kerahasiaan
  5. Prinsip Perilaku Profesional

Akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di Indonesia. Ketentuan mengenai akuntan publik di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Setiap akuntan publik wajib menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), asosiasi profesi yang diakui oleh Pemerintah.
Izin akuntan publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. Akuntan yang mengajukan permohonan untuk menjadi akuntan publik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
  • Memiliki nomor Register Negara untuk Akuntan.
  • Memiliki Sertifikat Tanda Lulus USAP yang diselenggarakan oleh IAPI.
  • Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun, maka wajib menyerahkan bukti telah mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) paling sedikit 60 Satuan Kredit PPL (SKP) dalam 2 tahun terakhir.
  • Berpengalaman praktik di bidang audit umum atas laporan keuangan paling sedikit 1000 jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500 (lima ratus) jam diantaranya memimpin dan/atau mensupervisi perikatan audit umum, yang disahkan oleh Pemimpin/Pemimpin Rekan KAP.
  • Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti lainnya.
  • Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
  • Tidak pernah dikenakan sanksi pencabutan izin akuntan publik.
  • Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Akuntan Publik, membuat surat pernyataan tidak merangkap jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, dan membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah benar
Untuk dapat menjalankan profesinya sebagai akuntan publik di Indonesia, seorang akuntan harus lulus dalam ujian profesi yang dinamakan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) dan kepada lulusannya berhak memperoleh sebutan "CPA Indonesia" (sebelum tahun 2007 disebut "Bersertifikat Akuntan Publik" atau BAP). Sertifikat akan dikeluarkan oleh IAPI. Sertifikat akuntan publik tersebut merupakan salah satu persyaratan utama untuk mendapatkan izin praktik sebagai akuntan publik dari Departemen Keuangan.
Bidang jasa akuntan publik meliputi:
  • Jasa atestasi, termasuk di dalamnya adalah audit umum atas laporan keuangan, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma, review atas laporan keuangan, dan jasa audit serta atestasi lainnya.
  • Jasa non-atestasi, yang mencakup jasa yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi.
Dalam hal pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan, seorang akuntan publik hanya dapat melakukan paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut


Profesi Akuntansi di Luar Negeri
Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang berbeda di tiap negara. Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA or ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FFCCA), Management Accountant (ACMA, FCMA atau AICWA), Certified Public Accountant (CPA) dan Certified General Accountant (CGA).

Certified Internal Auditor (CIA) adalah adalah satu-satunya gelar sertifikasi yang diterima secara global dalam profesi auditor internal. Untuk mendapatkan gelar ini Anda harus lulus dalam 4 bagian (part) ujian yang merepresentasikan uji kompetensi dan profesionalisme Anda di bidang audit internal. Di samping CIA, IIA juga menawarkan tiga sertifikasi khusus lainnya, yaitu:
  1. Certification in Control Self-Assessment (CCSA);
  2. Certified Government Auditing Professional (CGAP);
  3. Certified Financial Services Auditor (CFSA).
Masing-masing gelar harus melalui satu ujian, di mana bila Anda lulus, dapat menjadi kredit bagi Part IV ujian CIA. 

Certified Public Accountant (CPA) adalah pengujian yang diberikan untuk kebanyakan orang yang ingin menjadi Akuntan Publik bersetifikat di Amerika serikat. Individu yang telah lulus ujian namun belum dicapai baik pengalaman di tempat kerja-yang diperlukan atau sebelumnya telah bertemu tetapi sementara itu telah murtad mereka Profesional berpendidikan berkelanjutan adalah, di banyak negara, diizinkan sebutan "CPA aktif" atau yang setara frase. Di negara bagian AS lainnya, hanya CPA yang berlisensi mampu memberikan kepada atestasi publik (termasuk auditing) pendapat mengenai laporan keuangan . Pengecualian aturan ini adalah arizona, kansas, north carolina dan ohio mana, walaupun "BPA" penunjukan dibatasi, praktek audit tidak. Banyak negara memiliki tingkat yang lebih rendah dari kualifikasi akuntan (di bawah CPA), biasanya berjudul "Akuntan Publik" (dengan huruf designatory "PA"). Namun sebagian besar negara bagian telah menutup sebutan "Akuntan Publik" untuk pendatang baru, dengan hanya sekitar 10 negara terus menawarkan penunjukan. Banyak Personal Assistant milik perhimpunan nasional (umum) akuntan . Banyak negara melarang penggunaan sebutan "Bersertifikat Akuntan Publik" atau "Akuntan Publik" (atau singkatan "CPA" atau "PA") oleh orang yang tidak bersertifikat sebagai CPA atau PA di negara itu. Akibatnya, dalam banyak situasi, sebuah-out of-negara CPA adalah dilarang menggunakan sebutan CPA atau surat designatory sampai izin atau sertifikat dari negara yang diperoleh.




KESIMPULAN
Pandangan Saya Terhadap Profesi Akuntansi


Disiplin ilmu akuntansi semakin cepat mengalami perkembangan dari waktu ke waktu seiring perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat, baik secara teori akuntansi maupun praktik bisnis. Sebagai contoh, wacana mengenai Human Resources Accounting (akuntansi sumberdaya manusia) muncul sejalan pesatnya praktik bisnis di bidang jasa. Hal tersebut karena adanya kepentingan dari lingkungan bisnis yang merasa perlu mengkapitalisasi sumber daya paling berharga di dalam usahanya yang notabene manusia itu sendiri.

Dunia praktik dan pendidikan akuntansi di negara Indonesia juga mengalami banyak perubahan semenjak munculnya ilmu akuntansi pada era tahun 1960-an. Pendidikan akuntansi di Indonesia telah mengalami perubahan mendasar sejak awal tahun 1990-an (Machfoedz, 1999). Diawali dengan berubahnya Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) yang diganti dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada Kongres IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) tahun 1994 yang juga menyepakati kelahiran Kompartemen Akuntan Pendidik. Perubahan berikutnya yaitu diberlakukannya Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) pada tahun 1997. Kemudian pada tahun 2001, melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No 179/U/2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk), setiap mahasiswa yang lulus dari jurusan akuntansi tidak secara otomatis mendapatkan gelar akuntan (Ak) terhitung sejak 31 Agustus 2004. Jadi bagi mahasiswa yang menginginkan gelar akuntan (Ak) harus terlebih dahulu mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).

Reformasi pada wilayah sistem pendidikan akuntansi ini, bertujuan untuk mengejar kesenjangan antara conceptual systems dengan physical systems yang selama ini menjadi kelemahan dari lingkungan pendidikan. Selain itu, perubahan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme akuntan dengan tingkat penguasaan yang memadai terhadap tiga syarat untuk profesional, yakni pengetahuan (knowledge), keahlian (skill), dan karakter (character) (Novin dan Tucker, 1993). Karena nantinya para akuntan harus mempunyai kredibilitas dalam menyusun dan melaksanakan review (audit) atas laporan keuangan, yang kemudian hasilnya akan digunakan oleh para pihak yang berkepentingan sebagai dasar pengambil keputusan.

Atas dasar wacana di atas, profesi akuntansi sangat di perlukan dalam dunia bisnis. Sebagai mahasiswa akuntansi maupun sarjana akuntansi yang belum bersertifikat profesi akuntansi, sertifikasi sangat di perlukan dalam menjawab tantangan era modernisasi yang semakin maju dan kompleks. Gelar profesi bukanlah semata-mata kerena gengsi atau hanya mengejar sebuah title, melainkan karena tuntutan dunia bisnis yang semakin hari semakin membutuhkan tenaga profesional dan yang ahli di bidang keuangan khususnya akuntansi.


+------------------------------------------------+
|   ''''''''''''Nama    : Syudastri'''''''''''   |
|       ''''''''NPM     : 21207407'''''''        |
|   ''''''''''''Kelas   : 4EB11'''''''''''''''   |
+------------------------------------------------+

Selasa, 18 Mei 2010

Pemberantasan Korupsi

Ada anggapan bahwa akuntansi konvensional (akuntansi yang berlaku saat ini) dinilai bisa mencegah paraktik korupsi. Apakah mitos ini benar? Tulisan ini akan mencoba membahasanya. Akuntansi memang memiliki akar kata yang sama dengan “accountability” pertanggungjawaban sehingga akuntansi dinilai bisa membantu proses pertanggungjawaban “agent/manajemen/pelaksana” kepada “principal/pemilik/ konstituen” melalui sistem pencatatan dan pelaporan yang dimilikinya. Bahkan dalam praktik “good governance” yang saat ini populer salah satu prinsipnya adalah “transparancy” dalam hal sistem pelaporan yang dinilai diperankan oleh akuntansi. Tapi apakah mitos ini benar? Kenapa selama ini akuntansi kita sudah dapat dikatakan maju namun praktik korupsi bukan saja di Indonesia tetapi juga dari sumbernya akuntansi seperti Amerika, akuntansi konvensional justru masih juga menimbulkan praktik  korupsi dengan berbagai skandal baru yang semakin canggih? Lihat misalnya kasus Enron dan kasus lain yang memiliki skala yang hampir sama masih terjadi dan telah meruntuhkah top 1 kantor akuntan dunia? Mengapa hal ini terjadi?

Memang dalam sejarah awalnya akuntansi ini banyak menekankan pada aspek pertanggungjawaban atau “accountability” namun dalam perkembangannya akuntansi menjadi lebih condong kepada sistem informasi untuk menjadi dasar dalam proses pengambilan keputusan atau “decision making process”. Dalam praktik bisnis saat ini fungsi utama akuntansi adalah untuk menjadi dasar dalam proses pengambilan keputusan oleh masyarakat terutama dalam hal kegiatan investasi, kredit, dan penilaian kinerja perusahaan dan manajemen. Situasai ini membuat akuntansi lepas jangkar dari sifat awalnya sebagai sistem “accountability” ke “decision making”. Sehingga riset, pengembangan desain akuntansi termasuk dalam penyusunan teori, konsep, standar dan tekniknya semua diarahkan kepada bagaimana produk akuntansi melayani kepentingan para pengambil keputusan tadi. Aspek pertanggungjawaban terlalaikan. Bagaimana proses ini berjalan?
Sistem kapitalisme sebagai induk dari praktik akuntansi konvensional atau bisa juga disebut akuntansi kapitalis didasarkan kepada filosofi individualisme, rasionalisme dan persaingan antar berbagai pihak untuk memenangkan proses pengumpulan kekayaan. Semua pihak yang terlibat dalam masyarakat didorong untuk bisa maju, berhasil dalam pengumpulan kekayaan dengan dorongan nafsu individunya. Proses itu harus dijalankan sesuai dengan pertimbangan rasional dalam dunia persaingan yang diatur dengan tatacara yang sudah ada. Salah satu institusi yang dipakai dalam proses ini adalah lembaga bisnis, perusahaan atau korporasi yang semakin lama semakin kuat, semakin besar, menggurita dan bahkan sudah menguasai dunia melalui jaringan MNC (multi national corporation). Proses pembesaran peran MNC atau korporasi ini tidak bisa lepas dari peran akuntansi yang meberikan informasi tentang suatu entitas yang dijadikan dasar oleh pemilik modal untuk memberikan dananya untuk dilola oleh perusahaan tersebut melalui “pasar uang dan pasar modal”. Bagaimana akuntansi ini berfungsi dipasar modal?
Dalam dunia pasar modal dikenal fenomena “efficient market hypothesis atau EMH” fenomena ini berarti bahwa praktik di pasar modal itu bergerak sesuai dengan pergerakan arus informasi artinya investor akan mau melakukan transaksi jika informasi yang tersedia yang dikeluarkan oleh perusahaan yang mengeluarkan sahamnya disana memberikan signal “berita baik”. Dengan signal ini maka investor akan membeli saham yang dinilai memberikan ekspektasi positif dalam hal memberikan return (berupa dividend an kenaikan harga saham) dimasa yang akan datang dengan bermodal kinerja sekarang. Signal yang baik umumnya diukur oleh informasi laba perusahaan yang digambarkan oleh laporan Laba Rugi. Situasi ini menimbulkan perhatian dan konsentrasi semua pihak pelaku pasar modal mengarah kepada angka laba rugi ini. Mereka yang ingin meraih keuntungan dipasar modal berupaya mencipatakan laba rugi yang baik karena ini merupakan signal yang dikirim ke pasar modal untuk memancing pemodal membeli saham perusahaan dan dengan keadaan ini akan menimbulkan keuntungan bagi stockholdersnya.  Situasi inilah yang menimbulkan praktik yang dikenal saat ini disebut “creative accounting”, cosmetic accounting, lipstick accounting, income smoothing, cooked book dan sebagainya. Paraktik yang paling mudah adalah  creative accounting ini dibandingkan dengan peningkatan kinerja real perusahaan melalui kegiatan produksi dan penjualan.
Praktik diatas itu semakin didukung oleh pihak lain yang ikut nimbrung menikmati keuntungan akibat keuntungan kenaikan harga saham tadi yaitu akuntan, konsultan, analis, akuntan independent, dan manajemen. Semua pihak memiliki kepentingan yang sama yaitu mencari kekayaan yang sebesar besarnya sesuai filosofi kapitalisme yang tidak memiliki “moral value” didalamnya. Akuntan akan menyajikan laporan keuangan, analisa, konsultan memberikan pertimbangan yang sesuai dengan kepentingannya, manajemen akan menerima keuntungan berupa bonus dan pendapatan lainnya. Kolusi rapi ini akan meruntuhkan kepercayaan masyarakat di pasar  modal dan kerjasama seperti inilah yang terjadi dalam kasus Enron corporation yang hampir menjatuhkan eksistensi pasar modal. Dari kasus ini dapat disimpulkan arah akuntansi yang terlalu jauh berlari pada pendulum decision making ternyata menimbulkan dampak negative bagi masyarakat sehingga tidak bisa diharapkan dalam memberantas korupsi. Akuntansi yang lepas dari akarnya sebagai alat pertanggungjawaban menjadi liar dan bahkan memakan mangsanya yang akhirnya merugikan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam akuntansi komersial di Indonesia hal ini juga terjadi baik di apsar modal mau\pun  dalam proses di perbankan dalam hal pemberian kredit atau di perpajakan dalam penentuan kewajiban pajak. Dalam bidang pemerintahan ternyata pemerintah selama ini kurang memanfaatkan kekuatan akuntansi double entry. Namun muncul harapan jika nantinya Akuntansi pemerintahan yang sedang ditangan Presiden ditandatangani menjadi sistem akuntansi pemerintahan yang akan dipakai dalam pelaporan pertanggungjawaban institusi Negara bukan hanya untuk pengambilan keputusan.
 
source : http://sofyan.syafri.com/2009/11/13/akuntansi-dan-pemberantasan-korupsi/

Jumat, 09 April 2010

Cinta, Menurut Akuntan

Cinta merupakan suatu proses rekonsiliasi dua hati yang mencoba untuk saling menyeimbangkan sisi debit dan sisi kreditnya. Berbeda dengan siklus akuntansi pada umumnya, akuntansi cinta lebih banyak mendasarkan kegiatanya pada aset tak berwujud. Selain itu, pada dasarnya cinta tidak menggunakan konsep laba rugi bahkan untuk break even sekalipun. Cinta itu tidak memperhitungkan laba rugi diakhir periode akuntansinya. Jika di akhir perode ternyata tidak ada kecocokan saldo maka harus dibuat jurnal penyesuaian. Namun apabila masih tidak terdapat kecocokan maka harus segera dilikuidasi secepatnya.


Cinta, Dalam Perspektif FIFO LIFO dan Average

Seperti kita ketahui bersama FIFO, LIFO dan Average merupakan metode dalam penilaian persediaan. Namun didalam akuntansi cinta ketiga metode ini merupakan perilaku dari cinta tersebut.

FIFO, first ini first out. Tipe ini merupakan orang yang dengan mudah melupakan cinta lamanya. Ketika ada cinta kedua, maka cinta pertamapun hilang, begitu seterusnya..

LIFO, last ini first out. Tipe kedua merupakan orang yang sulit untuk melupakan cinta pertamanya. Cinta pertamanya takkan pernah hilang, karena baginya cinta setelah cinta pertama kualitasnya kurang baik, untuk itu harus segera dilepas.

Average, lebih tepatnya merupakan orang yang adil. Tidak memandang kapan cinta itu diperoleh, semua cinta nilainya dipukul rata.

Senin, 05 April 2010

Riset Akuntansi-Chapter 4

1.    Jelaskan mengenai proses penelitian!
Proses penelitian adalah proses mengembagkan kerangka konsepual dan hipotesis untuk pengujian dan merancang yang didalamnya termasuk rencana penelitian aktual, lokasi penelitian, cara pengumpulan sampel pengumpulan data dan bagaimana cara penganalisisan data.
2.    Jelaskan mengenai proses pengumpulan data awal!
Proses pengumpulan data merupakan proses pengumpulan data meleui wawancara terstruktur, wawancara tidak terstruktur dan penelitian kepustakaaan untuk menolong peneliti mendefinisikan dan mengartikan masalah secara lebih spesifik dan menghasilkan teori, mencari variabel-variabel lain yang mungkin mempengaruhi masalah.
3.    Mengapa proses mengumpulkan informasi mengenai latar belakang organisasi merupakan hal yang penting?
Proses mengumpulkan informasi mengenai latar belakang organisasi merupakan hal yang pennting terutama bagi peneliti external karena dalam latar belakang organisasi terkandung informasi yang mungkin dibutuhkan ole peneliti. Hali ini mungkin didapat melalui berbagai macam sumber yang sudah diterbitkan dan diumumkan seperti pengumuman perdagangan, catatan yang tersedia mengenai organisasi dan web.
4.    Haruskah seorang peneliti selalu mengumpulkan informasi dari aspek struktural dan karakteristik pekerjaan dari yang diwawancarainya? Berikan alasan dan contohnya!
Ya, menurut kami seoranng peneliti harus mengumpulkan informasi dari aspek struktural dan karakteristik pekerjaannya karena hal ini berguna untuk lebih memahami dan mendalami permasalahan yang sedang dihadapi sehingga hasilnya akan memberikan hasil yang semakin baik. Contohnya, apabila peneliti ingin mengetahui penyebab dari menurunnya tingkat penjualan pada suatu perusahaan maka ia perlu untuk mengumpulkan berbagai informasi dari aspek struktural seperti kebijakan-kebijakan manajemen dan filosofi perusahaan.
5.    Bagaimana kamu melakukan survey literatur di dalam area etika bisnis?
Literatur survey dilakukan dengan mengumpulkan dokumentasi dari informasi yang dimumkan maupun tidak diumumkan dari sumber kedua  seperti buku, jurnal, koran, majalah, disertasi dan tesis dan laporan lainnya. Dalam hubungannya dengan etika bisnis, ketika kita mennertakan pendapat dari buku atau orang lain hendaknya kita menyertakan dan menulis sumber informasi tersebut.
6.    Apaka tujuan dari survey literatur?
Tujuan dari survey litertur adalah untuk memperoleh informasi sesuai dengan topik penelitian dan untuk meyakinkan bahwa tidak ada variabel penting yang ikut berpengaruh yang terlewatkan.
7.    Mengapa memberikan pujian yang tepat penting? Apa konsekuensinya jika tidak memberikan penghargaan kepada narasumber yang diwaancarai?
Memberikan pujian yang tepat bagi narasumber merupakan hal yang penting karena dengan demikian nara sumber akan merasa dihargai dan dapat memberikan keterangan dan informasi secara lengkap dan jujur. Selain itu apabila dibutuuhkan keterangan tambahan maka nara sumber tidak akan merasa kapok untuk dimintai informasi.
8.    Tahap pendefinisian masalah lebih menentukan di dalam proses penelitian dibandingkan tahap penyelesaian masalah. Diskusikan hal tersebut!
Menurut kami tiap langkah dalam proses penelitian merupakan hal yang penting dan saling berkaitan karenanya tahap penyelesaian masalah juga sama pentingnya dengan tahap pendefinisian masalah.
9.    Mengapa seseorang memerlukan pendefinisian masalah walaupun sudah mengetahui bidang permasalahan yang dipelajari?
Pendefinisian masalah tetap perlu dilakukan walau kita sudah mengetahui bidang permasalahan yang dipelajari agar penelitian yang kita lakukan tetap fokus dan  tidak menyimpang dan tetap pada jalurnya. Pendefinisian masalah ini haruslah sesuai dengan observasi, interview dan literratur yang sebelumnya dilakukan.
10.              Masukilah perpustakaan online carilah referensi yag berkaitan dengan General Motor dan abstraknya.
General Motors Corporation (NYSE: GM), juga dikenal dengan GM, adalah sebuah produsen mobil yang bermarkas di Amerika Serikat dengan operasi di seluruh dunia termasuk Buick, Cadillac, Chevrolet, Daewoo, GMC, Holden, Hummer, Oldsmobile, Opel, Pontiac, Saturn, Saab, dan Vauxhall.
Divisi Chevrolet dan GMC memproduksi truk, dan juga kendaraan penumpang lainnya. Merek lainnya termasuk ACDelco, Allison Transmission, dan General Motors Electro-Motive Division yang memproduksi lokomotif diesel-listrik. GM juga mempunyai bagian dalam Isuzu, Subaru, dan Suzuki di Jepang dan sebuah joint venture dengan AutoVAZ (Lada) di Rusia. Pada Desember 2003, GM membeli Delta di Afrika Selatan, di mana GM telah sebelumnya mengambil 45% bagian pada 1997, dan sekarang menjadi anak perusahaan yang dimiliki penuh, General Motors Afrika Selatan. Markas GM terletak di Renaissance Center di Detroit, Michigan.
General Motors adalah produsen kendaraan terbesar di dunia dari segi penjualan tahunan dan mempekerjakan lebih dari 326.999 orang. Pada 2001, GM menjual 8,5 juta kendaraan melalui seluruh cabangnya. Pada 2002, GM menjual 15% dari seluruh kendaraan dan truk di dunia. Mereka juga memiliki Electronic Data Systems dari 1984 sampai 1996 dan, sebelum menjualnya ke News Corporation, DirecTV. GM memiliki Frigidaire dari 1918 sampai 1979.
Pada 2005, ketua umum (sejak 1 Mei 2003) dan CEO-nya (sejak 1 Juni 2000) adalah Rick Wagoner.
11.              Apa yang kamu ketahui mengenai gambaran produk!
      Gambaran produk merupakan pencitraan dari produk yang dihasilkan. Hal ini sangat penting           untuk dilakukan dan dijaga oleh perusahaan karena gabaran produk yang baik akan mampu    meningkatkan penjualan dan juga citra perusahaan.
12.              Berikan pernyataan mengenai budaya perusahaan dalam bidang permasalahan!
Budaya perusahaan merupakan sesuatu yang terbentuk secara alami dan otomatis. Setiap kali orang datang bersama-sama dengan tujuan bersama, budaya diciptakan. Budaya secara otomatis dibuat dari gabungan pikiran, energi, dan sikap dari orang-orang dalam kelompok.
Setiap perusahaan atau organisasi memiliki budaya perusahaan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, departemen pemasaran dan departemen produksi mungkin memiliki budaya perusahaan yang sangat berbeda yang baik dipengaruhi oleh budaya perusahaan secara keseluruhan organisasi.
Beberapa ekspresi budaya perusahaan yang mudah untuk diamati. Anda dapat melihat penyeragaman, lingkungan kerja, tunjangan, dan nama perusahaan..
13.              Setelah mempelajari dan mengambil informasi dari pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya, bagaimana peneliti dapat mengetahui referensi , artikel, dan informasi yang harusnya diberikan dalam survey literatur?
Peneliti dapat mengetahui  mengenai referensi yang diambil dengan melihat kembali permasalahan dan faktor-faktor yang terkait selama proses sebelumnya (observasi dan interview) dan kemudian mengumpulkan informasi yang sesuai dan juga menulis daftar pustakanya sebagai sumber referensi.
14.              Dari situasi dibawah ini
a.          Identifikasikan bidang permasalahan tersebut!
       Permasalahan yang sedang dihadapi oleh Perusahaan Pioneer adalah perusahaan ini memiliki      saham atau modal yang besar tetapi selalu ketinggalan dibandingkan 2 pesaingnya, yaitu            Maruti, Premier Automobiles dan Hindustan Motors.
b.         Tentukan permasalahannya!
       Permasalahan yang dihadapi oleh Perusahaan Pioneer tersebut disebabkan karena quality            control yang kurang baik dari perusahaan ini, diantaranya adalah kebocoran pipa dan        kecacatan lampu utama sehingga konsumen enggan membeli mobil minivan dan pickup yang      diproduksi.
c.          Jelaskan bagaimana kamu akan memprosesnya lebih lanjut!
       Untuk lebih lanjut manajer dapat menyewa seorang peneliti untuk meneliti penyebab lain          menurunnya penjualan Perusahaan Pioneer. Apabila telah ditemukan sebaiknya manajer    menggunakan rekomendasi dari peneliti untuk mengembil langkah selanjutnya seperti            menggunakan pipa yang berkualitas baik, mengganti komponen lampu utama dan terutama   memperbaiki sistem quality controlnya.

Kamis, 18 Maret 2010

Tugas Riset Akuntansi Chapter 14

RISET AKUNTANSI

  1. Apakah ukuran dari tendensi pusat dan dispersi yang dibutuhkan dalam kasus dibawah ini dan mengapa?
    • Usia orang-orang yang berkelompok sebagai berikut :
      Dibawah 25 3
      25-35 120
      36-55 80
      Lebih dari 55 22
      • Central Tendency atau pemusatan data (dihitung dengan pemusatan data berkelompok) :
        Mean :38,6
        Median :33,63
        Mode :31,9
      • Dispersi atau penyebaran data (dihitung dengan penyebaran data berkelompok) :
        Range : 40
        Varians : 112,35
        Standar deviasi : 10,59
    • Rating penampilan (dari skala 100 poin) yang diberikan oleh kepala departemen terhadap 6 penampil terbaik
      Skor tertinggi 87 %
      Kedua 82%
      Ketiga 81%
      Keempat 76%
      Kelima 74%
      Keenam 68%
      • Central Tendency atau pemusatan data :
        Mean : 78%
        Median : 78,5%
        Mode : -
      • Dispersi atau penyebaran data :
        Range : 19%
        Varians : 37,9
        Standar deviasi : 6,16
    • Berat dari 8 kotak bahan mentah yang dibeli
      275, 263, 298, 197, 275, 287, 263, dan 243 Pounds.
      • Central Tendency atau pemusatan data :
        Mean : 262, 6
        Median : 269
        Mode : 263 dan 275
      • Dispersi atau penyebaran data :
        Range : 197
        Varians : 855,5
        Standar deviasi : 29,25

  2. Apa itu uji chi square? Buatlah sebuah hipotesis penelitian yang akan kamu sebut sebagai uji chi square.
    Chi square merupakan pengujian untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih objek atau variabel yang kita amati tetapi pendistribusiannya tidak dapat diasumsikan secara normal. Contohnya apabila kita ingin menguji hubungan antara peyelesaian pekerjaan oleh karyawan yang bergelar S1 dan D3

  3. Jika kamu ingin mengetahui dari 3 kelompok pekerja yang sudah bekerja untuk perusahaan selama 4-6 tahun, 7-9 tahun, dan antara 10-12 tahun mengenai perjalanan yang berbeda-beda yang telah mereka lakukan keluar kota dalam rangka perjalanan dinas, jenis pengujian statistika apa yang akan kamu gunakan dan kenapa? Jenis pengujian yang kita lakukan pada kasus diatas adalah uji anova atau Analysis of Variance karena kita ingin mengetahui apaka ada perbedaan rata-rata perjalanan dinas dari 3 kelompok umur tersebut.

  4. Jelaskan dengan bahasamu sendiri apa yang analisis regresi liniier berganda berikan pada situasi yang akan menggunakan metode tersebut!
    Analisis regresi linier berganda merupakan metode pengujian untuk mengetahui pengaruh hubungan antara lebih dari 2 variabel. Salah satu variabel merupakan variabel dependen atau terikat atau juga disebut variabel yang dipengaruhi dan variabel lain (lebih dari 1) merupakan variabel independen atau variabel yang mempengaruhi. Contohnya apabila kita ingin mengetahui pengaruh dari promosi, diskon dan faktor pesaing terhadap penjualan suatu perusahaan (dalam hal ini promosi, diskon dan faktor pesaing merupakan variabel independen dan penjualan merupakan variabel dependen)

  5. Dari kasus pada buku, indikasikan variabel yang akan asisten kumpulkan datanya, dan pengujian apa yang akan dia gunakan dalam menguji data, yang akan kamu laporkan kepada wakil Presiden.
    Dari kasus tersebut, saya sebagai peneliti akan melakukan beberapa pengujian untuk menjawab pertanyaan-ppertanyaan tersebut, antara lain :
    • Pertama-tama saya akan mengumpulkan data mengenai penjualan, pembayaran gaji, lokasi perusahaan (dengan skala interval) dan birokrasi perusahaan (dengan skala interval) dalam 18 bulan terakhir.
      Menurunnya rata-rata keuntungan perusahaan dalam 18 bulan dari 3 kemungkinan faktor yang berpengaruh yaitu rata-rata pembayaran gaji yang rendah, lokasi perusahaan dan birokrasi perusahaan saya akan meneliti menggunakan regresi linear berganda dimana rata-rata pembayaran gaji yang rendah, lokasi perusahaan dan birokrasi perusahaan sebagai variabel X dan rata-rata keuntungan perusahaan sebagai variabel Y. Saya menggunakan metode regresi linear berganda karena ingin mencari hal apa yang paling berpengaruh terhadap keuntungan perusahaan dan juga terdapat lebih dari 1 variabel X. Hasilnya akan saya laporkan berupa laporan pengaruh regresi linear berganda dengan hasil pengaruh dari variabel X secara simultan (bersama-sama) dan parsial (sendiri-sendiri) terhadap variabel Y
    • Untuk mengetahui perbedaan minat berhenti dari manajer, staff administrasi, pengoperasi mesin dan sekretaris, saya akan menuji dengan menggunakan analisis of variance atau anova karena ada lebih dari 2 variabel yang akan diteliti dan 4 variabel tersebut tidak saling berhubungan secara langsung. Selain itu juga untuk mencari apakah ada perbedaan rata-rata antara keempat variabel tersebut. Hasil yang akan saya laporkan dari penelitian saya adalah berupa laporan apakah ada perbedaan minat untuk berhenti pada manajer, staff administrasi, pengoperasi mesin dan sekretaris. Sebelum melakukan penelitian saya akan mengumpulkan data mengenai tingkat minat para manajer, staff administrasi, pengoperasi mesin dan sekretaris uuntuk berhenti dengan menggunakan skala interval dan metode likert
    • Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai profil umur , kualifikasi pendidikan dan pengalaman berorganisasi saya akan menggunakan metode deskriptif yaitu penggambaran penyebaran dan pemusatan data. Untuk memudahkan pendeskripsian data saya juga akan menggunakan tabel dan grafik sehingga gambaran dari profil umur , kualifikasi pendidikan dan pengalaman berorganisasi akan terihat dengan mudah dan jelas.

Tugas Riset Akuntansi Chapter 13

RISET AKUNTANSI

  1. Mengapa surat laporan autorifikasi dibutuhkan?
    Surat laporan autorifikasi dibutuhkan agar kita dapat mengetahui siapa yag bertanggung jawab terhadap penelitian dan hasil penelitian dan memberikan kejelasan kepada pembaca mengenai tujuan dari penelitian

  2. Diskusikan mengenai tujuan dan isi dari Ringkasan eksekutif!
    Ringkasan eksekutif merupakan hal yang penting karena merupakan catatan dari penelitian yang memberikan pandangann dan rangkuman dari informasi-informasi penting yang berhubungan dengan penelitian kita seperti pernyataan permasalahan, perencanaan sampling, teknik pengumpulan data yang digunakan, hasil dari analisisnya, hasil temuannya dan rekomendasi untuk pelaksanaannya

  3. Apa perbedaan dan persamaan dari laporan riset dasar dan riset terapan?
    Perbedaannya adalah pada riset dasar mengunakan sinopsis, sedangkan pada riset terapan menggunakan ringkasan eksekutif. Persamaannya adlah semua laporan tersebut merupakan bagian pejelas dari tujuan penelitian, memberikan gambaran mengenai latar belakang, masalah dalam penelitian dan tahap apa yang pembaca ekspetasikan dari laporan tersebut.

  4. Bagaimana kemajuan teknologi menolong dalam menulis dan mempresentasikan laporan penelitian?
    Kemajuan teknologi dapat membantu dalam menulis dan presentasikan laporan penelitian dengan cara tmpilan visual secara tabel dan grafik untuk membantu menggambarkan dan memberika perbandingan terhadap hasiil penelitian. Dalam penulisannya juga kita dibantu sehingga dapat membuat yang rapih degan ketikan komputer sehingga menjadi lebih enak dibaca. Selain itu kemajuan teknologi juga membantu dalam mempresentasikannya dalam bentuk visual seperti powerpoint ketika berpresentasi.

  5. Mengapa kita butuh menspesifikasikan batasan maslah dalam laporan penelitian?
    Kita perlu menspesifikasikan batasan masalah dalam laporan penelitian untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai batasan masalah dan juga agar penelitian yang kita lakukan tidak di overgeneralisasi secara berlebihan dan tepat penggunaanya bagi pembaca atau pihak lain.

  6. Aspek apa dalam proyek riset yang akan kamu tekankan dalam menulis laporan dan dalam presentasi langsung? Aspek penting yag harus diperhatikan dan ditekankan dalam penulisan laporan dan dalam presentasi langsung adalah aspek menarik yang berkaitan dengan statistika dan informasi kuantitatif yang mampu memberikan gambara mengenai penelitian yang kita lakukan. Kita juga harus menjadi kreatif dalam presentasi kita agar para penonton tidak menjadi bosan dan dapat menarik perhatian mereka.

Tugas Riset Akuntansi Chapter 12

RISET AKUNTANSI

  1. Bias seperti apa yang menurut anda dapat yang dapat dminimalisir atau dhindari selama tahap analisis data penelitian?
    • Out of range (diluar jangkauan) atau ada variabel yang hilang.
    • Ada data yang hilang atau kosong.
    • Inkonsitensi
    • Presisi dan akurasi datta dari jawaban responden

  2. Ketika kita mengumpulkan data mengenai pengaruh dari perlakuan di eksperimen desain, uji statistik mana yg paling tepat untuk menguji efek dari perlakuan tersebut?
    Uji yang kita lakukan untuk mengetahui efek dari perlakuan yaitu uji paired t-test

  3. Seorang konsultan pajak penasaran apakah ia harus lebih selektif mengenai penggolongan klien yg ia layani,shg dpt memaksimalkan penghasilannya. Dia biasanya berhubungan dgn 4 kategori klien: sangat kaya, kaya, kelas menengah keatas dan kelas menengah. Ia memiliki catatan masing2 klien dan setiap klien yg dilayani,pajak dibayar oleh mereka dan seberapa besar dia telah membebankan mereka. Semenjak banyak faktor yg berhubungan dgn klien bervariasi (jmlh tanggungan, pengurangan bisnis,dll) terlepas dr kategori yg mereka miliki, dia membutuhkan analisis yg tepat yg harus dilakukan untuk melihat diantara 4 kategori klien yg harus dia pilih untuk dilayani di masa depan.Jenis analisis apa yg harus dilakukan pada kasus tersebut & mengapa?
    Jenis analisis yaitu Analisis regresi linier berganda, karena kita menganalisis variasi dari bermacam faktor yg sangat bervariasi. Dengan uji regresi linier berganda&melihat pada tabel koefisien kita dapat melihat diantara 4 variabel yg paling berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan dengan melihat nilai beta terbesar.

  4. Dibawah ini adalah tabel 12A-12D, rangkumlah hasil dari analisis data dari penelitian yg dilakukan pada perusahaan perdagangan yg berada di 50 wilayah yg berlainan,dgn kekuatan penjualan total sekitar 500. Jumlah dari penjualan yg dijadikan sampel adalah 150: Anda diminta:
    • menginterpretasikan informasi yg terdapat di setiap tabel sedetail mungkin
    • rangkum hasil yg di dapat untuk CEO dari perusahaan
    • buatlah rekomendasi berdasarkan hasil dari interpretasi anda.
    jawab:
    • dari tabel 12A di dapat hasil bahwa:
      Penjualan memiliki rata2 75,1 dengan standar deviasi sebesar 8,6, minimal penjualan 45,2 dan maksimal penjualan sebesar97,3.
      banyaknya penjual terdapat rata2 sebesr 25 dengan standar deviasi 6, minimal sebesar 5 dan maksimal sebesar 50
      populasi memiliki rata2 5,1 dengan standar deviasi 0,8, minimal 2,78 dan maksimal sebesar 7,12
      pendapatan per kapita memiliki rata2 20,3 dengan standar deviasi sebesar 20,1, minimal sebesar 10,1 dan maksimal sebesar 75,9
      promosi memiliki rata2 sebesar 10,3 dengan standar deviasi sebesar 5,2, minimal sebesar 6,1 dan maksimal sebesar 15,7.
    • Dari tabel 12B: menyatakan bahwa ada hubungan antara variabel yang bersangkutan.
      Koefisien korelasi penjualan dengan penjual sebesar 0,76 berarti keeratan korelasiny bersifat kuat
      Koefisien korelasi populasi dengan penjualan sebesar 0,62 berarti keeratan korelasiny bersifat kuat
      Koefisien korelasi pendapatan dengan penjualan sebesar 0,56 berarti keeretan korelasiny bersifat kuat
      Koefisien korelasi periklanan dengan penjualan sebesar 0,68 berarti keeratan korelasiny bersifat kuat
      Koefisien korelasi populasi dgn jumlah penjual sebesar 0,06 berarti keeratan korelasiny bersifat lemah
      Koefisien korelasi pendapatan dgn jmlh penjual sebesar 0,51 berarti keeratan korelasiny bersifat kuat
      Koefisien korelasi iklan dgn jmlh penjual sebesar 0,16 berarti keeratan korelasiny bersifat lemah
      Koefisien korelasi pendapatan dgn populasi sebesar 0,11 berarti keeratan koefisien lemah
      Koefisien korelasi iklan dgn populasi sebesar 0,36 berarti keeratan koefisien lemah
      Koefisien korelasi iklan dgn pendapatan sebesar 0,23 berarti keeratan korelasi lemah.
    • Tabel 12C
      Jadi dari tabel ANOVA tersebut nilai F sebesar 3,6 dan signifikan F sebesar 0,01. jadi dapat kita simpulkan bahwa tidak ada perbedaan yg signifikan antara varians variabel-variabel tersebut
    • Tabel 12D
      Pada tabel tsb terdpt 0,6594, yg menunjukan hubungan korelasi dari ke-4 variabel independen terhdp variabel terikat (penjualan) dan sifat hubungannya adalah kuat searah. Nilai koefisien determinasi yg sudah disesuaikan (adjusted R square) sebesar 0,35225 artinya 35,225% variabel penjualan dijelaskan oleh variabel independen jmlah penjual, populasi, pendapatan dan periklanan. Dan sisanya 64,775 dijelaskan oleh variabel lainnya. Standar error menunjukan kemungkinan kesalahan yg mungkin terjadi jika kita melihat dikolom data, kita akan melihat bahwa beta terbesar adalah periklanan sebesar 0,47 dengan tingkat signifikan 0,00001 yg menunjukan bahwa periklanan merupakan variabel yg paling signifikan mempengaruhi penjualan

  5. Kesimpulan: variabel yang paling mempengaruhi penjualannya adalah periklanan.

  6. Rekomendasi: perusahaan harus meningkatkan periklanan untuk meningkatkan penjualan. Perusahaan dapat meningkatkan periklanan dengan berbagai macam cara seperti menambah jam tayang di media elektronik dan memperbanyak iklan di media cetak. Selain itu dapat pula dengan membuat iklan yag baru dan lebih menarik bagi masyarakat.

Tugas Riset Akuntansi Chapter 11

RISET AKUNTANSI

  1. Identifikasikan populasi yang relevan dari penelitian berikut ini dan sarankan perencanaan sampling yang sesuai untuk menyelidiki masalah berikut, jelaskan mengapa mereka dibutuhkan. Apabila diperlukan, identifikasikan kerangka populasinya populasi juga.
    • Sebuah perusahaan senjata ingin mengetahui tipe senjata yang dimiliki oleh berbagai macam umur di Washinton DC
      Jawab :
      Populasi dalam permasalahan diatas adalah penduduk berdasarkan kelompok umur di Wshington DC. Perencanaan sampling yang dapat dilakukan adalah stratified random sampling, karena metode ini digunakan untuk mengestimasi parameter populasi yang sebelumnya sudah diidentifikasikan ke dalam sub grup dalam hal ini adalah kelompok umur. Kerangka populasi yang dibutuhkan adalah daftar penduduk Washington DC berdasarkan kelompok umur dan daftar pemilik senjata di Washington DC.
    • Administrator sebuah rumah sakit ingin mengetahui apakah karyawan yang single parent mempunyai daftar ketidak hadiran yang lebih tinggi di banding yang tidak single parent.
      Jawab :
      Populasi dalam permasalahan diatas adalah karyawan Rumah Sakit tersebut. Perencanaan sampling yang dapat dilakukan adalah cluster sampling, karena metode ini digunakan untuk mengambil sampel secara acak dari cluster atau batas-batas yang telah ditentukan. Setelah mendapatkan hasil penelitian dari masing-masing cluster sampling maka akan dibandingkan untuk mengetahui daftar ketidakhadiran mana yang lebih tinggi. Kerangka populasi yang dibutuhkan adalah daftar karyawan rumah sakit baik yang single parent maupun tidak dan daftar ketidakhadiran dari para karyawan.
    • Seorang peneliti ingin mengetahui tingkat pencurian dari gudang penyimpanan material dari Firma manufaktur di pantai timur.
      Jawab :
      Populasi dalam permasalahan diatas adalah kasus pencurian pada Firma Manufaktur di daerah pantai timur. Perencanaan sampling yang dapat dilakukan adalah simple random sampling, karena metode ini digunakan untuk mengambil sampel secara acak dari kasus pencurian tersebut untuk menduga tingkat pencurian di daerah tersebut. Kerangka populasi yang dibutuhkan adalah daftar kasus pencurian di daerah pantai timur dan daftar gudang penyimpanan di daerah tersebut.
    • Direktur sumber daya manusia ingin menyelidiki hubungan antara penyalahgunaan narkoba dan perilaku disfungsional para pekerja kerah biru di pabrik tertentu.
      Jawab :
      Populasi dalam permasalahan diatas adalah Para pekerja berkerah biru (eksekutif) di pabrik tersebut. Perencanaan sampling yang dapat dilakukan adalah simple random sampling, karena metode ini digunakan untuk mengambil sampel secara acak dari para eksekutif di suatu pabrik. Kerangka populasi yang dibutuhkan adalah daftar pekerja kerah biru di pabrik tersebut.

    • Jelaskan mengapa cluster sampling merupakan perencanaan sampling probabilitas?
      Cluster sampling merupakan perencanaan sampling probabilitas karena setiap elemen didalamnya memiliki kesempatan yang sama sebagai subjek.
    • Apa keuntungan dan kekurangan dari cluster sampling?
      Keuntungan : merupakan perencanaan sampling yang efisien
      Kelemahan : memiliki bias yang cukup besar dan merupakan probabilitas dengan generalisasi paling sedikit.
    • Jelaskan situasi dimana kamu harus menggunakan cluster sanpling!
      Situasi dimana kita menggunakan cluster samping adalah ketika tidak terlalu banyak terkandung keberagaman atau dengan kata lain, keadaan heterogenitas dan keseragaman

    • Jelaskan apa yang dimaksud dengan ketepatan dan keterpercayaan dan bagaimana mereka mempengaruhi jumlah sampel?
      Kepercayaan dan ketepatan adalah hal terpenting dalam sampling sebab kitamenggunakan data sample untuk menarik kesimpulan dari populasi, kita mengharapkan keterbukaan ”pada target” dan memberikan beberapa gagasan untuk tingkat kesalahan. Karena suatu titik penilaian tidak menyediakan tingkat kemungkinan adanya kesalahan, kita lakukan interval penilaian untuk memastikan penilaian yang akurat pada parameter populasi. Statistik mempunyai beberapa distribusi sebagai rata-rata distribusi sampling yang digunakan dalam prosedur ini, umumnya z atau t statistik. Untuk meningkatkan ketepatan dan kepercayaan kita memerlukan suatu ukuran contoh yang lebih besar.
    • Diskusikan pernyataan berikut : Ada pertukaran antara ketepatan dan kepercayaan dalam beberapa kondisi!
      Kita telah mempelajari bahwa jika kita ingin lebih ketepatan, atau kepercayaan lebih, atau keduanya, ukuran contoh sample perlu ditingkatkan, kecuali, yang pasti, terdapat sangat kecil variabilitas di dalam populasi itu sendiri. Bagaimanapun, jika ukuran sample tidak dapat ditingkatkan, untuk alasan apapun juga, kita tidak dapat memberikan biaya-biaya dari sample, dengan n yang sama, dengan cara menjaga tingkat ketepatan dan kepercayaan yang sama dengan itu kita dapat meramalkan perkiraan kita, hal itu akan mengurangi tingkat ketepatan atau kepercayaan dari perkiraan. Hal itu menjadi penting bagi peneliti untuk mempertimbangkan sedikitnya empat aspek dalam pembuatan keputusan pada ukuran sample yang diperlukan dalam melakukan penelitian :
      • seberapa banyak ketepatan yang diperlukan dalam memperkirakan karakteristik populasi , hal itu merupakan garis tepi dari kesalahan yang dapat diterima?
      • seberapa banyak kepercayaan yang diperlukan, merupakan bagian dari berapa banyak kesempatan yang dapat diambil dalam membuat kesalahaan dalam menaksir parameter populasi ?
      • untuk apa luas variabiliti yang ada pada karakteristik populasi yan diselidiki?
      • berapa biaya yang memberikan manfaat dalam meningkatkan analisa ukuran sampel?

  2. Penggunaan dari sampel yang baik dalam penelitian organisasi adalah benar karena semua anggota memberikan ransangan organisasi yang sama dan melalui pengalaman yang sama dalam kehidupan berorganisasi. Komentarilah!
    Ya, memang menggunakan semua sampel dalam organisasi adalah benar, tettapi tidak ada salahnya kita mengambil sampel terhadap organisasi karena walau dengan pengambilan sampel dapat juga memberikan informasi mengenai organisasi secara tepat.

  3. Penggunaan dari suatu contoh dari 5,000 adalah tidak perlu, lebih baik menggunakan satu dari 500. Bagaimana respon kamu terhadap pernyataan ini ?
    Menurut saya penggunaan contoh yang terlalu besar seperti diatas 500 dapat juga menjadi suatu masalah yang cenderung akan berakibat melakukan kesalahan. Dengan kata lain contoh yang terlalu besar dalam suatu ukuran sample hubungannya akan menjadi lemah (katakana korelasinya 10 antara dua variable) kecuali dalam suatu sample populasi maka akan lebih baik digunakan jika samplenya besar. Tetapi meskipun ukuranya terlalu besar atau kecil tetap saja dapat membantu kita dalam proyek riset yang sedang kita lakukan. Roscoe ( 1975) mengusulkan peraturan dari pengalaman berikut untuk menentukan ukuran contoh:
    • Melakukan pecobaan ukuran yang besar dibanding 30 dan kurang dari 500 adalah sesuai dengan kebanyakan riset
    • Jika contoh ukuran yang diharapkan adalah subsample seperti jenis kelamin pria atau wanita, senior atau junior dan sebagainya, maka contohnya minimum harus 30 untuk masing-masing kategori
    • Didalam penelitian regresi berganda, ukuran contoh harus memiliki sample yang sama besar seperti banyaknya variable (terutama lebih baik 10 kali) dalam penelitiannya atau studinya.
    • Untuk riset yang percobaannya sederhana dengaan kendali bersifat percobaan ketat, maka riset atau penelitian mungkin dapat dikatakan sukses denagn contoh sekecil 10 atau 20 ukuran sample

  4. Nonprobabilitas perencanaan sampling dalam beberappa kasus lebih baik menggunakan probabilitas sampling. Jelaskan dengan menggunakan contoh.
    Dalam beberapa kasus memang lebih baik menggunakan probabilitas sampling, karena probabilitas sampling kit sudah mengethui dengan tepat berapa jumlah sampel yang bisa dikatakan mewakili atau representatif terhadap seluruh populasi, sehingga lebih memberikan ketepatan dan keterpercayaan yang tinggi dibandingkan dengan nonprobabilitas sampling. Contohnya pada probabilitas sampling dengan jumlah populasi sebesar 75000 anggota maka kita dapat mengambil sampel yang benar-benar mewakili dan representatif sebesar 382 sampel.

  5. Karena ada pertukaran antara ketepatan dan keterpercayaan dalam beberapa ukuran sampel, akurasi harus selalu lebih diutamakan, dibandingkan dengan presisi. Jelaskan dengan alasan apbila kamu setuju maupun tidak setuju!
    Menurut kami kita tetap harus mengedepankan keduanya, karena penelitian kita tidak akan baik apabila tepat tetapi tidak memiliki ketelitian atau presisi. Hal itu dapat membuat bias dalam penelitian kita.

  6. Overgeneralisasi memberikan terlalu banyak kebingungan dan masalah yang lainnya untuk peneliti yang mencoba mereplikasi penemuannya. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan pernyataan tersebut!
    Di dalam penelitian kita harus dilakukan untuk tidak dengan overgeneralisasi hasil penelitian apapun untuk populasi yang tidak diwakili oleh sampel. Generalisasi sering di desain hanya tersedia untuk investigasi jenis tertentu, seperti dalam kotak kecil penelitian eksplorasi, atau di mana informasi yang dibutuhkan secara cepat, atau tersedia dengan hanya kelompok khusus tertentu. Ukuran sampel menentukan tingkat presisi yang dikehendaki dalam memperkirakan parameter-parameter populasi, serta keragaman dalam populasi itu sendiri. Itu generalisasi temuan dari studi sampel untuk populasi tergantung pada keterwakilan nya yaitu, kecanggihan desain sampling yang digunakan dan ukuran sampel yang representatif.

  7. Sampling ganda kemungkinan digunakan oleh semua perencanaan dalam penelitian organisasi. Apakah kamu setuju? Berikan alasan dalam jawabanmu!
    Kami kurang setuju dengan pendapat tersebut karena teknik sampling yang kita gunakan berkaitan dengan jenis organisasi dan tingkat ketepatan dan kepercayaan yang peneliti inginkan. Walau sebenarnya teknik sampling ganda ini dapat meminimumkan tambahhan biaya dalam pengambilan sampel dan pengujian.